Tim dosen Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Malang (FK UM) berhasil menemukan langkah awal dalam pengembangan metode pengendalian alami nyamuk penyebab demam berdarah dengan memanfaatkan bakteri alami yang hidup di tubuh nyamuk. Dalam penelitian ini, tim yang terdiri dari Kiky Martha Ariesaka, Lintang Widya Sishartami, Anditri Weningtyas, Arif Ladika Wiratama, dan Fannia Yosa Bakhtiar dari FK UM, serta Moh Mirza Nuryady, mahasiswa doktoral di Veterinary Medicine University Vienna, Austria, berhasil merancang model spesifik untuk mengidentifikasi bakteri Serratia dan Wolbachia pada tubuh nyamuk Aedes aegypti. Kolaborasi dengan peneliti afiliasi luar negeri ini menambah nilai penting bagi penelitian yang mengembangkan bioinsektisida—pengendali alami yang dapat menghambat kemampuan nyamuk dalam menyebarkan penyakit.
Penelitian ini juga berperan dalam mendukung pencapaian Sustainable Development Goal (SDG) 3, yaitu memastikan kehidupan sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua orang di segala usia. Upaya ini relevan dengan tujuan SDG 3, mengingat penyakit demam berdarah masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat di berbagai wilayah endemis, termasuk Indonesia. Dengan mengembangkan alternatif pengendalian nyamuk yang lebih ramah lingkungan, penelitian ini berkontribusi pada penurunan risiko penyebaran penyakit, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat secara luas.
Penelitian ini merupakan langkah awal untuk mengonfirmasi potensi Serratia dan Wolbachia sebagai bioinsektisida. Meskipun tim berhasil mendeteksi keberadaan bakteri tersebut di tubuh nyamuk, studi lanjutan masih diperlukan untuk memahami seberapa efektif bakteri ini dalam mengurangi populasi nyamuk atau mencegah penyebaran virus demam berdarah. “Penemuan ini membuka peluang bagi penelitian lebih lanjut yang diharapkan bisa menghasilkan solusi alami dalam pengendalian nyamuk tanpa risiko resistensi,” ujar Kiky Martha Ariesaka, peneliti utama dari FK UM.
Dukungan dana dari Universitas Negeri Malang melalui hibah desentralisasi 2024 memungkinkan tim untuk melaksanakan penelitian ini dengan metode in silico dan in vitro. Hasilnya menunjukkan bahwa model yang dirancang memiliki tingkat spesifisitas yang tinggi. Keberhasilan desain model ini memberikan dasar kuat bagi studi lanjutan yang diharapkan mampu menghadirkan solusi ramah lingkungan dan efektif dalam mengendalikan vektor demam berdarah di masa depan, terutama di wilayah endemis seperti Malang Raya.